Infrastruktur dapat Mencegah
Pernikahan Usia Dini
2 anak lebih baik |
Perkenalkan nama saya
Irwan Hendra Saputra, mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta di Kota
Pontianak, Kalimantan Barat. Sebelumnya untuk menyikapi masalah Demografi dan
Kependudukan di Indonesia ini sangat-sangat baik untuk diperkenalkan ke Masyarakat
khususnya untuk generasi yang akan datang. Kenapa demikian? Tentu saja
mempunyai penjabaran yang sangat
menentukan pertumbuhan Penduduk dari segi pendidikan, kesehatan, lapangan kerja
dan lain sebagainya.
Berbicara masalah
kependudukan, berarti bicara untuk melangkah lebih awal menentukan sukses atau tidaknya pembangunan
negara ini. Bagaimana tidak, lebih dari 250 juta orang hidup di Negara
Indonesia. Setiap tahunnya selalu bertambah disetiap daerah, itu dikarenakan
banyak faktor yang mempengaruhinya. Yaitu salah satunya menikah di usia dini.
Banyak kita jumpai saat
ini terutama di daerah pedesaan yang jauh dari perkotaan, warga pedesaan
umumnya menikahkan anak mereka diusia dini. Bahkan jarang dari mereka yang
wanita menikah diusia 20 tahun bahkan lebih. Alasan untuk menikahkan anak
diusia dini karena banyak faktor, mulai dari tradisi (turun temurun),
pendidikan yang terbatas, masalah ekonomi dan kemauan pribadi si anak.
Sangat disayangkan
untuk anak-anak muda sekarang yang menikah diusia dini, karena perkembangan
Negara tentunya butuh generasi penerus. Namun karena faktor-faktor diatas
harapan untuk berbakti kepada negara musnah begitu saja. Meskipun pemerintah
Indonesia sudah menetapkan untuk Undang-undang menikah yang isi-nya adalah: wanita boleh menikah jika sudah berusia 17
tahun, sedangkan untuk laki-laki 19 tahun.
Dalam kesempatan ini
Kita sebagai warga negara tentu saja sangat disayangkan jika kedepannya banyak
warga Indonesia yang menikah di usia dini. Dalam ekspedisi pedesaan yang saya
telusuri, yang beralamat di salah satu Kecamatan, Kota Sambas tepatnya di
Kecamatan X. Warga disana rata-rata banyak menikahkan anak mereka diusia dini. Meskipun
dalam agama Islam pernikahan itu wajib dilaksanakan bagi yang sudah mampu. Tentunya
dalam menikahkan anak di usia dini banyak hal yang perlu dipertimbangkan,
selain mental dari kedua anak tersebut.
Program Keluarga
Berencana (KB) sangat dibutuhkan saat ini untuk menekan pertumbuhan di
Indonesia, dimana dalam setiap keluarga 2 anak lebih baik. Jumlah penduduk yang
lebih sedikit akan mempermudan pemerintah untuk meningkatkan derajat hidup,
kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.dengan demikian
hasil pembangunan dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, baik
diwilayah yang berkepadatan tinggi maupun wilayah baru.
Dengan adanya program
pemerintah wajib belajar 9 tahun, nampaknya belum cukup untuk daerah pedesaan
khususnya. Karena apa, masih banyak fasilitas dipedesaan untuk wajib belajar 9
tahun yang kurang memadai. Baik dari segi pendidikan formal maupun akses jalan.
Mungkin berbeda dengan keadaan di Kota sana, warga pedesaan mempunyai banyak
kekurangan yang seharusnya pemerintah Indonesia harus sangat proaktif bekerja
sama dengan pemerintah daerah untuk terus dan terus memperhatikan nasib-nasib
calon generasi penerus dipedesaan.
Salah satu daerah
pedesaan banyak ditemui di kepulauan Kalimantan, tepatnya Kalimantan Barat. Mungkin
dipandang dari segi perekonomian Kalimantan Barat cukup bagus, karena
berpenghasilan kelapa sawit. Namun lain untuk daerah pedesaan yang jauh dari Kota
bahkan akses jalan yang sulit untuk dilalui kendaraan pribadi. Sudah bisa di
tebak pastinya untuk layanan pendidikan tentu saja banyak perbedaan dengan
daerah-daerah yang akses jalannya bagus.
Akses Infrastruktur |
Prospek kedepannya
masyarakat pedesaan juga mempunyai hak yang sama yaitu meperoleh keadilan dari
pemerintah Indonesia. Oleh karena itu usulan mungkin terus mengalir dari RT ke
Kepala Desa, Kepala Desa ke Kecamatan, Kecamatan ke Pemerintah Kabupaten,
hingga Pemerintah Kabupaten ke Pemerintah Provinsi, demi hak-hak mereka
terpenuhi. Namun tidak dapat dipungkiri pemerintah tentu saja sudah memberikan
wadah terbaik untuk semua warga negara Indonesia. Hanya mungkin belum
terealisasi saja.
Tentunya selalu banyak
yang diharapkan oleh masyarakat pedesaan. Mungkin dengan pembenahan
infrastruktur pedesaan yang awalnya lemah akan menjadi lebih baik. Sarana
pendidikan dan kesehatan ada disetiap sudut kampung, tenaga keamanan yang
selalu mengayomi masyarakat, dan lain sebagainya.
Pendidikan merupakan
dasar dari pengetahuan seseorang hingga bisa diimplimentasikan ke publik.
Dengan wajib belajar 12 tahun diharapkan warga negara Indonesia mampu bahkan
bisa lebih baik dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Dengan mengembangkan
pola pikir dan memberikan hak masyarakat pedesaan tentunya akan memberikan
dampak positif bagi negara ini. Tidak semua masyarakat pedesaan itu sulit untuk
di monopoli “baik”.
Intinya dari semua
kegiatan dipedesaan akan lebih baik jika infrastruktur dibenahi, warga otomatis
akan bersosialisasi dengan masyarakat luar. Sehingga apa yang telah menjadi
tradisi (kegiatan turun temurun) akan hilang dengan sendirinya. Contohnya menikahan usia dini.
Akhirnya penulis berharap, dengan perbaikan infrastruktur akan dapat mencegah pernikahan usia dini, demi pembangunan negara Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar